Kamis, 04 April 2013

[FF] Can I Hear Again?



Title: Can I Hear Again?
Author : DRe4m★T3a / Syifa / Syifa Tahir
Genre: Romance
Rating: PG 13+
Length : One Shoot

Main Cast:
Choi Jun Hee / Junhee (Juniel)
Kim Jong Hyun / Jonghyun / JR (NU’EST)

Note: Ini selingan sebelum “SOAL KUTUKAN” aku post kekeke xD soalnya males bikin yg part.2-nya (bagi fans pasti sudah tahu(?)). Kisah ini terinspirasi dari komik yang pernah aku baca. Serius, lupa sama judulnya maupun pengarangnyaT.T Jadi jangan terkejut ya!

. . .

Seperti kebohongan, hatiku seketika membeku. Hanya senyumanmu yang dapat melelehkan hatiku. Aku tidak ingin itu sampai luntur karenaku. Tidak akan.

. . .

Lagi-lagi dia membantu semua orang. Aku hanya bisa diam menyaksikan semua yang dilakukan olehnya. Dia tidak pernah marah. Mungkin di hatinya ada sebuah alunan musik yang selalu menenangkannya. Begitu pun ketika aku melihatnya. Beribu-ribu kupu-kupu menyelimuti perasaanku.

Dia menghampiriku dan memasangkan headset di telingaku. Hanya sebelah. Sangat tenang, di sini hanya ada kami berdua. Sesekali aku menatapnya. Lagi-lagi kupu-kupu datang seraya menari-nari dengan eloknya. Seakan-akan, dunia ini hanya milikku saja.

Bus datang. Saatnya untuk melepas semua kebahagiaanku hari ini. Aku tidak boleh egois, tubuhku juga harus beristirahat.

Aku melambaikan tanganku dan tersenyum. Dia membalas senyumanku. Rasanya aku tidak ingin meninggalkan tempat ini untuk kesekian kalinya.

. . .

Aku terlambat. Memang ini yang sudah pantas aku dapatkan. Kekecewaan yang menyelimutiku. Padahal hari ini adalah pesta terakhir sebelum kelulusan. Bagaimana mungkin aku sampai tidak mendengar alarm. Aku memang bodoh.

Seketika saja airmata menetes dari kedua bola mataku. Di sini hanya aku, sendirian dengan perabotan yang sudah tidak terpakai. Hanya sampah.

“Junhee-sshi.”

Tiba-tiba seseorang memanggilku. Aku kenal suara ini. Aku berbalik mencari asal suara itu. Dia tersenyum. Kupu-kupu, kenapa kalian datang lagi?

Aku membalas senyumannya. Meskipun urat senyumku tidak seindah punyanya, aku tetap berusaha. “Jonghyun-sshi.”

“Yang lain sudah pulang..”

“Iya, aku tahu, kok.”

“Tapi, apa kau mau menemaniku lagi?”

“Ah, ne!”

Semua rasa kecewaku seketika pudar dibawa angin. Kami berjalan ke halte bus. Dia memasangkan headset ‘lagi’ ke telingaku. Alunan melodi mengiringi angin yang bertiup semilir di tubuhku. Sangat menyenangkan, andaikan saja setiap hari selalu begini. Mungkin hidupku takkan sesulit ini.

“Maukah kau menemaniku setiap hari?”

“Pasti.”

. . .

Rasanya hidupku menjadi luar biasa. Hanya dengan ‘benda’ itu yang selalu menempel di telingaku, aku sudah puas. Tak ada rasa lagi untuk jatuh. Kebahagiaan, kumohon teruslah menemaniku.

Sebenarnya orang tuaku sudah tiada. Dan aku hanya tinggal sendirian di rumah tua peninggalan mereka. Kesepian, itulah yang setiap hari kurasakan. Tapi, kali ini berkat kau, hari-hariku menjadi lebih bercahaya.

Seseorang menghampiriku, “Junhee-sshi, tolong.... berkas-berkas... ke ruang....”

“Hah?”

Tidak terdengar. Tidak jelas. Rasanya seperti ada yang menusuk telinga kananku. Bukan, lebih parah, tetapi sesuatu telah menutupi sebagian kebahagiaanku. Apa yang harus kulakukan?

“Ma-maaf, aku permisi dulu.”

. . .

“Telinga kanan anda sudah tidak berfungsi lagi.”

Mendengar itu perasaanku langsung syok. Jarum yang sangat tajam tiba-tiba menusuk dadaku. Apa jadinya aku tanpa telingaku. Tapi ini harus aku jalani. Aku hanya harus menutup mulutku.

“Apa ini bisa diobati, Dok?”

“Tidak bisa. Satu-satunya jalan hanya dengan cara operasi.”

Mana mungkin aku operasi. Makan saja aku harus membanting tulang. Saat-saat aku sudah hampir mendapatkannya, tapi malah semakin menjauh. Mungkin aku takkan bisa menggapainya lagi.

. . .

“Ayo kita mendengarkan lagu lagi, Junhee-sshi.”

“Apa? Tolong ulangi lagi..”

“Ayo kita mendengarkan lagu!!”

“Ah, ne.”

Aku hanya bisa mendengar samar-samar apa yang dikatakannya. Tersenyum juga adalah sesuatu yang kulakukan ketika aku tidak mendengar apa yang dikatakan orang.

Aku memilih untuk memasangkan headset dengan telinga kiriku. Sesekali ia berkata-kata, tapi apa daya, semua itu hanya bunyi samar di telingaku.

“Mau ganti lagu?”

Kali ini aku bisa mendengarnya, aku pun menjawab, “Tidak usah, Jonghyun-sshi.”

. . .

“Apa kau bisa mengambilkan bukuku?”

“Maaf, tolong ulangi..”

“Apa kau bisa mengambilkan bukuku?????”

“Ah, iya, akan aku ambilkan.”

Bertanya lagi dan lagi. Mungkin pada akhirnya aku akan menyerah dengan semua ini. Tapi, aku juga harus bertahan untuk tetap hidup. Untuk meraih kebahagiaanku.

. . .

“Hei! Apa kau bisa geser sedikit?”

“Aku tidak dengar, tolong ulangi..”

“Kenapa kau selalu pura-pura tuli, huh??!! Apa kau mau mempermainkan aku?”

“Ti-tidak.. Maafkan aku, aku benar-benar.....”

Aku sudah tak sanggup lagi. Kali ini aku pasrah untuk membongkar semuanya. Tetapi tiba-tiba saja dia datang dan menolongku. Alangkah beruntungnya aku.

Dia memelukku. Aku pun diam tanpa kata-kata. Lagi-lagi kupu-kupu datang menghampiriku. Aku pun menangis. Menangis dalam kebahagiaan.

“Te-terima...”

Dia melepaskan pelukannya. “Apa kalian tidak tahu, kalau Junhee hanya bisa mendengar dengan telinga kirinya?”

Dia mengatakannya pada semua orang yang ada dihadapannya. Ternyata dia sudah sadar kalau aku setengah tuli.

“Jonghyun-ah...”

“Tidak apa-apa, Junhee-sshi. Kau tenang saja, aku pasti akan menjagamu.”

“Ne, gomawo..”

Kata-katanya itu seketika melelehkan hatiku yang membeku. Terimakasih, karena berkatmu, aku sudah tidak harus memendam ini lagi. Aku sangat senang!


-THE-END-


Bagaimana? Kependekkan? Kecepatan? Lebay? Aneh? Gantung?
Memang wkwkwk :D
Tolong komen dong, kasih kritikkan plisssss...





3 komentar:

  1. ninggalin jejak dulu ya thor. ntar aku komentarin kok. btw posternya kece deh '_')b

    BalasHapus
  2. ahay i can't hear you/?
    btw ntar yaa bacanya,,, ninggal jejak hwhw

    BalasHapus
  3. waa bagus!
    chingu mau jd author di Fan Ficiton Here (www.fanfictionhere67.wordpress.com) ga?
    baru buka banyak lowongan nih^^
    ~gumawo

    BalasHapus