Senin, 04 Maret 2013

[FF] Pink Lotus - Chapter 2


Ga usah basa-basi lagi deh xD Let's read this second chapter~

Title: PINK LOTUS – Still Pink
Author : DRe4m★T3a / Syifa / Syifa Tahir
Genre: Romance & Fantasy
Rating: PG 13+
Length : Chaptered

Main Cast:
Shin Yoon Jo / Yoonjo (Hello Venus)
Woo Sung Hyun / Kevin Woo / Kevin (U-KISS)

Other Cast:
Jung Soo Yeon / Jessica Jung / Jessica (Girls’ Generation)
Shin Dong Ho / Dongho (U-KISS)

Author POV

Previous chapter...

CRASSHH!!!!

Seberkas cahaya hitam tiba-tiba keluar dari teratai itu, yang otomatis membuat Yoonjo menutup matanya. Setelah itu, dia membuka matanya dan langsung tercengang karena teratai yang tadinya berwarna merah muda berubah menjadi ungu gelap. ‘Wae? Kenapa berubah?’ batinnya dalam hati.

________★________

“Kenapa mukamu kelihatan pucat? Apa kau baik-baik saja?” tanya Dongho yang khawatir dengan keadaan Kevin sekarang.

“Tidak apa-apa, kok” jawab Kevin seraya tersenyum.

“Oh, ya! Kevin-ah, bagaimana kau bisa kenal dengannya?” Dongho bertanya pada Kevin tentang Yoonjo. Kemarin Kevin sudah bercerita pada Dongho kalau dia sudah menyatakan perasaannya ke Yoonjo.

“Itu... karena teratai ajaib yang diberikan Sung Byul noona kepadaku” jawab Kevin.

“Sung Byul noona? Teratai ajaib?”

“Ya, ini adalah kejadian setahun yang lalu .....”


Kevin POV

Flash Back...

“Sung Hyun-ah, kenapa kau melihat foto itu terus? Siapa yeoja cantik ini?” tanya seseorang di belakangku. Aku pun segera menyembunyikannya.

“Foto apa? Aku tidak punya foto apa-apa, kok! He.. he..” jawabku padanya sambil tertawa tak karuan. Dia langsung merebut foto yang kusembunyikan tadi.

“Aaa... dia ini yeoja chingu-mu, ya?” tuturnya dengan tatapan mengejek.

“Mwo? Noona, dia ini bukan pacarku... hanya saja...” aku terdiam sebentar. Aku malu cerita tentang Yoonjo pada Sung Byul noona. Kalau kuceritakan, dia pasti akan mengejekku.

“Hanya saja... kau menyukainya! Tapi kau belum menyatakan perasaanmu? Begitu?”

“I..i..ya... He he” Kali ini mukaku seperti udang rebus yang baru diangkat dari panci. Kenapa kakakku ini tahu saja kalau aku sedang merahasiakan sesuatu??!!

“Apa kau akan menyatakan perasaanmu?” tanya Sung Byul noona padaku.

“Aku tidak tahu... Kau tahu ‘kan kalau adikmu ini pemalu, dan aku takut....”

“GAGAL? Itu yang mau kau katakan?” dia bertanya lagi, aku pun mengangguk. Dia melanjutkan, “Kau tak usah takut, aku punya ‘kok sesuatu yang AJAIB!!!”

Aku terkejut, “AJAIB? Apa maksudmu?”

“Teratai ajaib. Mitosnya, kalau si pemilik memegang teratai dengan seorang yeoja atau namja.. yang pasti lawan jenisnya akan menjadi pasangan yang takkan terpisahkan.” katanya menjelaskan.

“Mana ada teratai seperti itu! Aku tidak percaya...” kataku seraya memalingkan mukaku.

“Ada, kok! Contohnya eomma dan appa, mereka bisa menikah karena teratai itu!” katanya sambil menunjuk ke foto orang tua kami.

“Tapi, dengan keadaanku sekarang, sia-sia saja ‘kan kalau aku pacaran dengannya.. Kalau suatu saat nanti aku akan...”

“Sung Hyun-ah!! Tutup mulutmu!! Kau jangan berpikiran seperti itu!” ujarnya dengan tatapan marah.

“Tapi itu benar ‘kan? Kata mereka...”

“Kata siapa? Sudahlah, jangan percaya kata-kata mereka itu! Mereka itu hanya berbohong padamu!” Kali ini airmata sudah keluar di kedua pelupuk matanya. Aku pun langsung memeluknya.

“Nde, aku akan mencobanya.. Noona, tolong jangan menangis karena aku...” kataku sambil menepuk-nepuk punggungnya.

Dia menjawab, “Jinjjayo?”

Aku melepaskan pelukanku, lalu berkata, “Nde...” Dia pun akhirnya tersenyum.

Flash Back End...

“Sekarang Sung Byul noona ada di mana?!” tanya Dongho padaku.

“Dia... sudah meninggal. Oleh karena itu, aku tidak ingin mengecewakannya.. makanya aku tetap mencoba menyatakan perasaanku melalui teratai itu”

“Aku turut berduka.. maaf, ya.”

“Tidak apa-apa, kok” ucapku seraya tersenyum. Aku tidak ingin memperlihatkan wajahku yang pucat ini pada siapapun. Bahkan pada Sung Byul noona sekalipun.

________★________


Yoonjo POV

Sekarang aku berada di depan sebuah rumah tua yang betuliskan “DR. KANG’S CLINIC”. Ini bukan klinik tempat untuk melayani orang-orang sakit, tapi ini adalah klinik untuk melayani orang-orang yang ingin tahu tentang mitos, takhayul, atau pun tentang ilmu-ilmu hitam.

Karena itu, aku ke sini untuk menanyakan tentang mitos teratai ini. Aku sudah browsing di internet, tapi tak ada satupun yang membahas tentang teratai ajaib ini. Jadinya, terpaksa aku harus bertanya ke Dr. Kang yang terkenal agak tertutup.

“Tok.. tok.. tok!!” aku mengetuk pintu depan klinik itu. Dan tidak perlu menunggu begitu lama, seseorang yang memakai pakaian serba hitam muncul dari balik pintu.

“Annyeonghaseo... A..a..pa anda Dr. Kang?” tanyaku dengan perasaan gugup.

“Nde, silahkan masuk..” jawabnya seraya mempersilahkan aku masuk. Tak kusangka beliau ramah juga padaku.

“Apa yang ingin anda tanyakan?” tanya Dr. Kang padaku.

“Ini!” jawabku seraya menyodorkan pot kecil berisi air dengan teratai berwarna ungu gelap di atasnya. Dia pun terkejut, “I..i..ni..”

“Kenapa, dok?” aku bingung dengan tatapan Dr. Kang pada teratai itu.

“Dari mana kau mendapatkan teratai ini?”

Aku pun menjawab, “Dari namja chingu-ku.. He.. he.. Memangnya kenapa, dok?”

“Tidak apa-apa. Pasti kau berpacaran dengannya karena teratai ini? Benar ‘kan?” tanya Dr. Kang.

Aku pun tersipu malu, “Nde.. Aku bertemu dengannya karena teratai ini. Tapi aku masih tidak yakin, kalau aku dengan Kevin bisa berpacaran karena memegang teratai ini.”

“Jadi kau sudah tahu tentang mitos teratai ini?”

“Nde, begitulah...” jawabku. Aku pun kembali fokus dengan tujuanku ke sini, “Oh, iya, dok! Ada yang ingin aku tanyakan! Sebelumnya, teratai ini berwarna merah muda, kenapa sekarang berubah menjadi ungu gelap seperti ini?”

“Jadi kau belum tahu tentang yang satu ini? Hmm....” katanya sambil memusut-musut jenggotnya.
“Nde! Tolong beritahulah aku tentang ini!” ucapku sambil memohon-mohon padanya.

“Hmm... Kenapa kau tidak bertanya pada pacarmu saja?! Dia ‘kan pemilik aslinya, pasti dia tahu tentang ini”

“Tapi, kalau aku ingin bertanya tentang ini, pasti dia selalu pura-pura ada urusan dan berlagak ingin pergi” jawabku dengan jujur.

“Jadi begitu... Hmm...” Dr. Kang kembali memusut-musut jenggotnya yang panjang itu. Lalu beliau melanjutkan, “Aku tidak yakin kalau aku memberitahumu tentang ini, pasti kau akan menyesal”

“Tidak, kok! Aku tidak akan menyesal..” ucapku seraya membentuk jari tengah dan jari manis layaknya huruf “V”.

“Kalau begitu aku akan memberitahukan petunjuknya saja, bagaimana?”

“Petunjuk? Ya, sudahlah.. Apa itu?” ucapku sedikit tak acuh.

“Ini menyangkut tentang Kevin, namja chingu-mu itu!” jawabnya yang sontak membuatku membulatkan mataku.

“Kevin? Ada apa dengan Kevin?”

“Kalau itu saya tidak bisa menjawab pertanyaan anda, anda bisa menanyakannya sendiri..” jawabnya dengan bahasa yang lebih formal. Dr. Kang tersenyum lalu mempersilahkanku keluar.
“Tunggu, apa aku harus bayar dulu?”

“Tidak. Karena saya tidak memberitahukannya sepenuhnya pada anda, jadi anda tidak usah membayar saya” Dia tersenyum lalu mempersilahkanku keluar lagi.

“Ne, aku akan keluar! Tidak usah pakai bahasa se-formal itu kali!!” ucapku seraya menjauh dari klinik itu.

“Tunggu sebentar!!!” ujar Dr. Kang memanggilku. Aku pun berlari menghampirinya.

“Ada apa?”

“Lebih baik kau memakai kalung ini. Isilah dengan salah satu kelopak teratai ini, jadi kau bisa tahu kapan teratai ini berubah warna. Dan kau tidak perlu membawa teratai ini ke mana-mana.” katanya seraya menyerahkan kalung yang bandulnya terbuat dari kaca berbentuk tabung kecil. Aku pun segera menurut dengan apa yang dikatakan Dr. Kang tadi.

“Tapi, kalau begini, apa kelopak ini tidak akan layu?”

“Tidak, karena ini adalah teratai ajaib!”

________★________

Lima hari sudah berlalu sejak insiden bunga teratai yang berubah warna itu. Sampai hari ini aku belum bertanya pada Kevin, entah kenapa. Aku merasa belum yakin, karena aku teringat dengan perkataan Dr. Kang tentang teratai ajaib itu menyangkut tentang Kevin.

“Yoonjo-ah, kenapa diam terus dari tadi? Apa kau sakit?” tanya seseorang di sebelahku.

“Ani.. Aku tidak sakit, kok! Aku hanya sedang memikirkan sesuatu...”

“Bisa kau berbagi cerita padaku? Mungkin, aku bisa membantumu” katanya seraya menyandarkan kepalaku di bahunya.

“Aniya, ini bukan masalah besar, kok! Ini hanya masalahku dengan....” aku terdiam sejenak, “Aaa! Dengan Lime.. Ya, dengan Lime” jawabku gugup. Aku tidak mungkin mengatakan kalau ini tentang teratai itu dan Kevin.

“Ohh.. aku kira apa, mungkin ini cuma masalah perempuan jadi aku tidak perlu tahu.. Ya ‘kan?”
“N..nde..” jawabku agak terputus-putus.

“Kevin-ah, boleh aku bertanya sesuatu?” Aku ingin segera mengetahui tentang teratai itu, jadi aku memutuskan unyuk menanyakannya sekarang.

“Nde, apa itu?”

“Ini tentang tera....” Sebelum aku menyelesaikan perkataanku, tiba-tiba saja handphone Kevin berbunyi.

“Nde, aku akan segera ke sana! Tunggu aku, ya” ucap Kevin kepada orang meneleponnya.

Lalu dia memandangiku, “Mianhae... Aku ada urusan dengan teman-temanku, jadi aku tidak bisa menemanimu lagi. Tak apa-apa ‘kan kalau kau kutinggal di sini sendiri?”

Dengan perasaan sedikit kesal, akhirnya aku mempersilahkan dia pergi. Dia lalu mengecup pipiku kilat, yang sontak saja membuatku membulatkan mataku. Dia pun berkata, “Aku pergi dulu, ya”

Dia melambaikan tangannya, dan aku pun membalasnya. Sekarang sendirian di taman ini, tanpa tahu apa yang harus kulakukan.

“Kenapa ada saja sesuatu yang menghalangiku untuk bertanya tentang teratai itu? Memangnya aku tidak boleh tahu?” gerutuku pada diriku sendiri.

SRAKK... SRAAKK...

Tiba-tiba saja ada suara gersakan rumput di balik pohon yang ada tak jauh dariku. Aku pun segera berdiri dan bertanya, “Siapa itu? Ayo tunjukkan dirimu!”

“Hmm... Jadi ini pacar barunya Kevin..” jawabnya seraya keluar dan menunjukkan dirinya dari balik pohon. Sontak saja aku terkejut, ternyata dia adalah mantan pacarnya Kevin, Jessica.

“K-kau?! Mau apa kau ke sini?” Aku agak gemetaran karena di belakangnya terdapat beberapa orang yang badannya seperti pegulat kelas berat.

“Mau apa? Aku mau...” dia kemudian menatap orang-orang yang ada di belakangnya, “Kalian, tangkap dia!!!”

“Tangkap? Tidakk!” aku langsung berlari meninggalkan mereka. Tapi tiba-tiba saja salah satu dari orang-orang yang bertubuh kekar itu berhasil menghadangku.

“Aaa.. kau tak bisa lari lagi.. akan kubawa kau kepada Nona Jung” ucapnya sambil tertawa. Kemudian dia langsung segera menyergap dan menutup mulut dan hidungku dengan sapu tangan. Seketika dunia terasa berputar, dan aku pun tak sadarkan diri.

Aku tersadar dari tidur ‘dadakan’ku. Tanpa aku tahu, aku sudah berada di sebuah ruangan yang sangat gelap tanpa ada cahaya setitik pun. Aku mencoba untuk berdiri, tapi apa daya seluruh badanku terikat di kursi yang sedang kududuki.

CRASSHH!!!!

Seberkas cahaya yang menyilaukan mata muncul di hadapanku. Kulirik kalungku, tidak bercahaya maupun berubah warna. Jadi, pasti ini dari Nona Jung itu.

“Jessica-ssi, apa mau mu?” tanyaku kepada Jessica yang aku tak tahu pasti dia ada di sini atau tidak.

Langkah kaki seseorang terdengar di telingaku. Aku yakin itu langkah kaki Jessica, karena terdengar dia sedang memakai highheels.

“Yaa!!! Tunjukkan dirimu! Jangan hanya berani menangkapku!” kataku padanya.

“Ha.. ha.. ha..!!” ucapnya tertawa menggelegar yang membuatku ingin sekali menutup telingaku.

“Kau hanya perlu melepaskan Kevin, dan aku akan melepaskanmu dari sini.. Bagaimana?” tanya Jessica seraya menunjukkan dirinya.

“Melepaskan Kevin? Tidak akan!!” jawabku sambil melotot ke arahnya.

“Jadi tidak mau, ya? Baiklah... Aku akan...”

CRASSHH!!!!

Seberkas cahaya keluar (lagi). Tapi kali ini berwarna hitam dan berasal dari bandul kalungku. Seketika aku kaget dan tercengang karena kelopak teratai yang ada di dalamnya berubah menjadi warna hitam.

“Cahaya apa itu?” tanya Jessica agak bingung.

Aku pun tidak menghiraukannya. Yang kupikirkan hanya Kevin dan Kevin. Kenapa kelopak teratai ini berubah menjadi hitam? Jangan-jangan ada yang terjadi dengan Kevin?!
“KEVINNN-AH!!!!!!!”

Author POV

Terlihat seorang laki-laki sedang bercanda dengan teman-temannya. Tanpa sengaja, tiba-tiba dia jatuh pingsan dan mulutnya mengeluarkan darah. Sontak, teman-teman di sebelahnya kaget bukan main.

“KEVINN?” ucap mereka bersamaan.

“Kevin-ah? Ayo kita bawa dia ke rumah sakit!” ajak Dongho kepada teman-temannya yang lain.

“A-Ani, tidak usah...” ucap Kevin yang tiba-tiba sadarkan diri, tapi tetap saja lemah. Lalu ia berkata lagi, “Tidak usah ke rumah sakit, aku hanya ingin ke rumahku dan bertemu dengan Yoonjo...”

“Dongho, bisakah kau mencari Yoonjo untukku?” tanya Kevin seraya menarik tangan Dongho.

“Hyung... Pasti aku akan membawa Yoonjo untukmu. Aku janji!”

Dan Dongho berkata lagi, “Kalian semua, ayo bawa Kevin ke rumahnya!”

“Nde!” jawab mereka bersamaan kecuali Kevin dan Dongho.

Mereka pun pergi membawa Kevin ke rumahnya. Tinggal Dongho sendirian dan kebingungan.
“Ke mana aku harus mencari Yoonjo?”

To be continue~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar